/* Menu Horisontal ---------------------------------------------*/ .menupic{width:100%;margin:0 auto;padding:0 auto;} .menuhorisontal{background:#e9e9e9 url(http://2.bp.blogspot.com/_tUdwiyEcqV4/TVAvFqOyxcI/AAAAAAAAAs8/ZE7Yc8WL1n4/s1600/bg_menu.gif) repeat-x bottom left;width:980px;height:30px;margin:0 auto; padding:0 auto;border-left:1px solid $bordercolor;border-right:1px solid $bordercolor;border-top:solid 1px $bordercolor;} .menuhorisontal ul{margin: 0; padding-left: 0px;color:#357798;text-transform: capitalize;list-style-type: none;font:bold 12px Arial, Helvetica,Arial,Verdana,sans-serif;} .menuhorisontal li{display: inline; margin: 0;} .menuhorisontal li a{float: left;display: block;text-decoration:none; padding:7px 7px 7px 7px;border-right:1px solid #dadcde;border-bottom:solid 1px #d2d4d6;color:#357798;} .menuhorisontal li a:visited{color:#357798;} .menuhorisontal li a:hover {background:#fff;color:#333;text-decoration:none;border-bottom:solid 1px #fff; /*Background Setelah Pointer Diarahkan */} .menuhorisontal li.selected a {background:#fff;color:#333;border-bottom:solid 1px #fff;padding:7px 10px 7px 10px;}

”Manusya Mriga Satwa Swaka” (Manusia Mendapatkan Kebahagiaan/Kesejahteraan Melalui Hewan)

”Manusya Mriga Satwa Swaka” (Manusia Mendapatkan Kebahagiaan atau Kesejahteraan Melalui Hewan), Viva Veterinarian: Viva Veterinarian!

Kamis, 07 Maret 2013

TUTORIAL PROSES PENGAJUAN PROPOSAL DAN PENGAJUAN SEMINAR






Haloo guys ingin berbagi nih, mudah-mudahan bermanfaat.
Berikut tutorial proses pengajuan proposal penelitian:
  1. Buat proposal (contoh dapat diakses di email: geochelone.fkh@gmail.com judul “Contoh Proposal” ato di FB geo)
  2. Minta persetujuan dosen pembimbing
  3. Gandakan proposal yang sudah disetujui sebanyak keperluan (ex: untuk dosen pembimbing, departemen, AJMP, pribadi: jadi kalo pembimbingnya 2 perbanyak 5 kali, kalo 1 berarti 4 kali)
  4. Setelah diperbanyak dijilid dengan softcover warna biru
  5. Minta borang ke AJMP jangan lupa bawa foto minimal 3 ukuran 3x4
  6. Setelah itu minta tanda tangan untuk borang, berikut urutannya: dosen PS, dosen PA, dan ket. Departemen.
  7. Setelah borang terisi lengkap, berikan proposal yang sudah dijilid ke dosen PA, Departemen dan AJMP, sedangkan kelebihannya untuk inventaris teman-teman.
  8. Dalam beberapa hari teman-teman ke AJMP lagi untuk mengambil kartu bimbingan yang dipegang teman-teman untuk bimbingan ke dosen pembimbing.

Setelah proposal jadi teman-teman siap untuk memulai penelitian dan jika penelitian sudah selesai teman-teman tinggal mengolah data. Nah kalau sudah sampai tahap mengolah data dan hasil teman-teman sudah bisa mempersiapkan untuk seminar. Untuk seminar sendiri kelengkapan dari tulisan yaitu Makalah dan Skripsi. Untuk pembuatan ini seperti biasa teman-teman harus konsultasi dengan doses PA.
Untuk pembuatan skripsi ingat maksimal 5000 words, jadi teman-teman harus bisa membuat penjelasan yang jelas tapi ringkas. Nah kalau saya untuk memperpendek jumlah biasanya diakali dalam pendahuluan dan tinjauan pustaka. Jadi saya pendahuluan dan tinjauan pustakanya tidak banyak-banyak sesuai kebutuhan saja. Terus kalau memang ternyata teman-teman pembahasannya panjang dan tidak bisa lagi mengurangi di yang lain teman-teman bisa ambil alternative lainnya yaitu MENGHILANGKAN TINJAUAN PUSTAKA. Nah untuk sekarang karena dituntut untuk 5000 words jadi TINJAUAN PUSTAKA bisa di HILANGKAN. Untuk 5000 words ini dihitung dari PENDAHULUAN sampai DAFTAR PUSTAKA. Adapun contoh dari skripsi teman-teman bisa mengunduh di email: geochelone.fkh@gmail.com judul “Contoh Skripsi”.
Makalah dalam seminar merupakan komponen yang penting karena makalah inilah yang akan dinilai dari segi kebahasaan dan cara penulisan teman2. Nah makalah berisi bahasan teman2 yang penting untuk di bahas biasanya lebih ringkas dari pada pembahasan di skripsi karena mengambil yang penting-pentingnya saja dan sesuai dengan judul yang di usung. Untuk makalah sendiri mempunyai persyaratan yaitu halaman maksimal 10 hlm dengan dicetak bolak-balik. Adapun contoh dari makalah teman-teman bisa mengunduh di email: geochelone.fkh@gmail.com judul “Contoh Makalah”.
Nah setelah makalah dan skripsi sudah selesai, teman-teman bisa mulai ke tahap selanjutnya untuk mengadakan SEMINAR. Untuk seminar ini ada beberapa proses yang dilalui yaitu sebagai berikut:
  1. Pendaftaran dilakukan di masing-masing departemen di mana teman-teman penelitian (adapun departemen di fkh: IPHK, AFF, KRP)
  2. Pendaftaran dilakukan dengan membawa makalah dan skripsi yang sudah di ACC dengan bukti TTD dosen PS.
  3. Saat pendaftaran kita akan disuruh untuk menulis jadwal kapan kita mau seminar
  4. Setelah menulis jadwal seminar dan disetujui oleh departemen teman-teman nanti akan dikasih borang CV dan borang peserta seminar, nah teman-teman harus melengkapi borang tersebut.
  5. Selain itu ada juga syarat lainnya seperti mengcopy makalah teman-teman untuk dosen PS, dosen penguji, dan moderator jadi kalo dosen PS nya 2 copy 5 dan kalo 1 copy 4 serta map biru sebanyak dosen-dosen yang hadir seminar (dosen PS, penguji, dan moderartor).
  6. Nah setelah teman-teman melengkapi berkas maka berikan kembali berkas tersebut ke departemen.
  7. Nanti dari departemen bekerjasama dengan koordinator seminar akan menentukan dosen penguji dan moderator.
  8. Nah biasanya nanti teman-teman disuruh balik lagi ke departemen untuk mengambil surat undangan seminar ke dosen-dosen terkait, biasanya H-10 ato H-7.
  9. Setelah dapat surat undangan teman-teman harus memberikan undangan tersebut ke dosen PS, penguji dan moderator. Selain surat undangan, berisi juga makalah teman-teman untuk dipelajari oleh dosen-dosen.
  10. Nah setelah sampai disini teman-teman tinggal mempersiapkan untuk seminar seperti PPT, perbanyak makalah untuk peserta minimal 25 x.
  11. Jangan lupa BELAJAR dan BERDOA serta meminta restu dari Orang tua.

SELAMAT MENCOBA…
GOODLUCK!


Kamis, 10 Mei 2012

Birthday Remember Ala PC IMAKAHI IPB



(foto bersama dalam Birthday Remember)

Brithday Remember (BR) adalah salah satu agenda yang diusung oleh BPH PC IMAKAHI IPB pada tahun ini. Agenda ini disusung agar bisa menambah kekeluargaan dan kedekatan masing-masing pengurus PC IMAKAHI IPB. BR ini biasa dilakukan dengan pengingatan melalui sms setiap ada pengurus PC IMAKAHI yang sedang berulang tahun, sehingga pengurus yang lain bisa memberikan selamat kepada yang berulang tahun. Selain itu pada kali ini BR diisi dengan tampilan lain, kamis malam tepatnya di RK 16 FAK B dilakukan rapat pengurus PC IMAKAHI.

(suasana rapat)
(kedatangan kue ulang tahun dan make a wish para ultaherrr...)

Diujung rapat mulailah aksi untuk merayakan teman-teman yang sudah berulang tahun. Perayaan ini dilakukan dengan memancing teman-teman yang sedang ulang tahun agar marah atau sedih. Mulailah memanas dari suasana yang tadinya diisi pelaporan tiap divisi dengan canda tawa. Serasa hilang dan berubah menjadi suasana yang mencekram. Pengurus yang lain pun memulai angkat bicara agar meleraikan suasana, akan tetapi ditengah-tengah pembicaraan datanglah pengurus lain yang membawa kue ulang tahun ke dalam ruangan. Dengan mengucapkan Happy Birthday to you.....xxxxx

(Kue ulang tahun pengurus PC IMAKAHI IPB)

(pemotongan kue oleh para ultaherrr)

Suasana yang mencekram pun langsung berubah menjadi tawa teman-teman, karena ternyata suasana itu sengaja dibuat untuk mengerjain teman yang sedang berulang tahun. Salah satu yang ulang ahun pun meneteskan air mata setelah melihat ada kue yang di bawakan ke dalam ruangan.

(foto bersama sebelum pulang,hehe...)

Happy Birthday Ikhsan, Fifin, Filuth dan yang belum berkesempatan hadir Nora, Amalia... Mudah-mudahan perayaan dan tindakan yang dilakukan menambah keeratan ikatan silaturahmi diantara pengurus PC IMAKAHI IPB. Aamiin...
 Viva Vets!

Jumat, 04 Mei 2012

Sapi Gila, Indonesia Cekal Pasokan Daging Amerika

JAKARTA – Daging asal Amerika Serikat dipastikan dicakal alias tidak diperbolehkan masuk ke tanah air. Hal ini terkait dengan kasus penyakit sapi gila yang sedang menyerang negara tersebut. 
Menteri Pertanian, Suswono menegaskan penghentian itu terhitung sejak 24 April 2012. “Maka pemasukan produk hasil ternak dari USA diantara Meat don’t Meal (MDM), jeroan, dan daging dengan tulang dihentikan sementara terhitung sejak 24 April,” katanya saat ditemui di dalam acara Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrembang), Kamis (26/4).
Ia belum memastikan batas waktu penghentian itu dilakukan. Yang jelas, lanjutnya, sampai ada penjelasan, penanganan, dan pengendalian dari otoritas Amerika terkait persoalan tersebut. Termasuk rekomendasi dari komisi kesehatan hewan di Indonesia.
Tetapi, daging yang terlanjur dikirimkan ke Indonesia sebelum tanggal 24 April, masih diperbolehkan. “Bagi yang sudah dikirimkan sebelum tanggal 24 april dibolehkan masuk. Tapi setelah itu kita larang. Makanya kita lihat dokumen pengirimannya dari sana,” katanya.
Ia menjelaskan keputusan itu dilakukan ketika pemerintah sudah mendapatkan informasi adanya penyakit sapi gila yang merebak di Amerika Serikat terutama di negara bagian California. Pemerintah pun mendapatkan klarifikasi dari atase Amerika di Jakarta pada 25 April.
“Informasi itu dibenarkan dan memberikan bukti-bukti tertulis mengenai hal tersebut,” katanya.
Dari situ, komisi ahli kesehatan hewan langsung mengadakan rapat dan menghasilkan sejumlah rekomendasi. Pada intinya, perlu memperhatiakn UU No 18 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan terutama prinsip perlindungan dan kehati-hatian serta prinsip keilmuan. Sehingga pemerintah memutuskan untuk menghentikan pasokan daging dari Amerika.
Ia pun memastikan Indonesia tidak akan kekurangan pasokan daging. Karena, selain Amerika, ada sejumlah negara yang menjadi pemasok daging. “Ada dari Australia, Kanada, Brazil. Tentu kita tidak ingin adanya kasus ini berdampak pada pengurangan volume,” katanya.
Sumber: REPUBLIKA.CO.ID

Kamis, 03 Mei 2012

Perdagangan Satwa Liar di Indonesia



Perdagangan Satwa Liar di Indonesia

Mengacu pada  UU No. 5 Tahun 1990 dan PP No.7 tahun 1999 menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa dilindungi dalam keadaan hidup/mati (tubuh maupun bagian2nnya, telur atau sarang) merupakan tindakan pidana. Akhir-akhir ini isu perdagangan satwa liar menjadi salah satu isu hangat yang diperbincangkan oleh berbagai pihak. Belum lama di Jakarta dilaksanakan aksi besar yang menentang penjualan satwa liar. Pihak-pihak yang melaksanakan aksi menuntut ditutupnya pasar burung sebagai wadah penjualan berbagai jenis satwa liar. Indonesia memiliki beberapa pasar burung di berbagai daerah, jenis pasar burung  ada yang terbuka maupun tertutup. Pasar burung terbuka biasanya menjual satwa-satwa  seputar kuskus, ular, burung, dll. Sedangkan pasar tertutup yang diperdagangngkan biasanya satwa-satwa yang memiliki harga ekonomi cukup tinggi seperti harimau.

Penutupan pasar burung sebenarnya masih menjadi kontroversi jika mengingat para pedagangnya mayoritas masyrakat biasa yang bertopang pada penjualan satwa-satwa tersebut. Jumlah  penduduk yang makin meningkat mengakibatkan keberadaan satwa liar terancam. Mengingat harga satwa liar sangatlah tinggi dan Indonesia memang kaya akan jenis flora fauna membuat orang-orang berpikir untuk mengeksploitasi sebagai sumber ekonomi yang menguntungkan. Belum lagi anggapan bahwa satwa liar merupakan hama bagi pemukiman, perkebunan, industri, dll menyebabkan satwa liar semakin diburu oleh manusia. Tradisi dan kebudayaan di negara kita tidak jarang menggunakan satwa liar sebagai salah satu persyaratan klenik-klenik tertentu yang saat ini masih ada di masyarakat.

Faktanya pembalakkan hutan untuk dikonversi menjadi “lahan pencari uang” semakin marak. Di Sumatra contohnya, Bangka Belitung telah kehilangan 70 % hutannya akibat konversi lahan. Hal ini menjadi salah satu penyebab musnahnya satwa liar yang ada di Indonesia. misalnya saja harimau sumatra, saat ini hanya tinggal tersisa 7 % harimau sumatra di masing-masing habitatnya. Jumlahnya kini hanya berkisar antara 400-500 ekor, miris bukan?

Sebagai mahasiswa kedokteran hewan apa yang sudah kita lakukan dan apa yang harus kita lakukan? Mungkin ada beberapa pihak yang berpikir bahwa memelihara satwa liar diperbolehkan asal diperlakukan dengan baik  namun benarkah? Benarkah memelihara satwa liar dalam bentuk apapun tetaplah tidak boleh? Mungkin sebagai alternatif yang cukup menyegarkan, bagi anda yang memiliki satwa liar anda bisa menjadi “orang tua asuh” dengan cara menitipkan mereka ke lembaga konservasi hewan untuk diliarkan kembali dan kita harus ingat bahwa setiap hewan ingin kebebasan dalam mengekspresikan hidupnya di alam bebas bukan untuk dikandangkan di rumah sebagai hiburan atau penghias rumah. Dalam peredaan perdagangan satwa liar ini juga diperlukan kesinergisan antar semua pihak baik pemerintah, akademisi maupun stakeholder  terkait. Kesinergisan ini bisa dilakukan dalam hal sosialisasi pada masyarakat yang masif, karena tidak semua masyarakat yang memelihara satwa-satwa karena sengaja akan tetapi juga karena ketidak tahuan mereka akan dilarangnya memelihara satwa liar. Ketegasan dalam penerapan hukum juga diperlukan pada kasus perdagangan satwa liar yang ada di negeri ini agar para pelaku perdagangan satwa liar bisa jera dan segan untuk melakukan proses jual beli satwa liar. Mudah-mudahan Indonesia bisa terbebas dati perdagangan satwa liar yang mengancam aset-aset satwa yang ada di negeri tercinta ini.

Ditulis oleh Divisi Kajian dan Strategi PC IMAKAHI IPB 2012

Rabu, 02 Mei 2012

Kebahagiaan dalam Kajian Kastra PC IMAKAHI IPB



Bertempat di Student Center (SC) IPB divisi Kajian dan Strategi PC IMAKAHI IPB mengadakan kajian isu yang baru-baru saja beredar di nasional yaitu penghentian import daging sapi asal Amerika. Kajian diisi dengan presentasi dari salah satu anggota kastra yaitu Rizal, dalam presentasinya Rizal menjelaskan sedikit gambaran penyakit sapi gila (BSE), kebijakan-kebijakan terkait BSE baik dari OIE maupun dari dalam negeri tercinta. Setelah penyampaian presentasi agenda dilanjutkan dengan diskusi bersama. 

Kebijakan yang pemerintah ambil sekarang ini sudah cukup baik dilakukan dengan menghentikan sementara produk-prouduk daging dari Amerika. Akan tetapi selain itu dari hasil kajian juga merumuskan perlunya beberapa hal yaitu sebagai berikut. Koordinasi yang terpadu dan solid antara instansi pemerintah seperti kementrian pertanian dengan kementrian perdagangan, perguruan tinggi, stake holder yang berkaitan dengan produk sapi (pengusaha, asosiasi), pers dan lembaga swadaya masyarakat. Pelaksanaan surveillance dan pemantauan (monitoring) terhadap produk sapi impor asal Amerika Serikat yang telah masuk/beredar di Indonesia. Hal lain pun di ungkapkan dari salah satu peserta kajian bahwa diperlukan pemeriksaan terhadap produk-produk susu olahan yang berasal dari Amerika karena kabar terakhir juga menyebutkan BSE terjadi pada sapi perah. Sehingga sangat diperlukan tindakan tegas dari pemerintah Indonesia dan pemeriksaan menyeluruh terhadap produk-produk daging maupun susu asal Amerika.

Kajian inipun memutuskan untuk diadakannya audiensi dengan dosen yang terlibat dalam kementerian pertanian untuk menggali informasi-informasi yang lebih valid. Baik dari perkembangan kebijakan yang ada maupun kejadian-kejadian BSE yang telah berkembang. Harapannya setelah diadakannya audiensi nanti divisi kastra akan mendapat titik terang dan bisa melakukan langkah-langkah selanjutnya dalam menanggapi isu BSE ini.

Kajian kali ini terasa spesial karana salah satu dari anggota kastra berulang tahun tepat di hari kajian yaitu Amalia Meini. Untuk merayakannya, setelah kajian ditutup oleh kadiv kastra Anggina, maka bersama-sama anggota yang lain mengucapkan selamat ulang tahun pada Amalia Meini. Tidak ketinggalan kue ulang tahun pun hadir pada kajian kali ini. Sungguh kajian yang menarik dengan adanya anggota kastra yang berulang tahun.

Happy Brithday Amalia Meini, mudah-mudahan sukses selalu dan dipermudah dalam menggapai cita-cita yang diinginkan.

Mudah-mudahan kedekatan antara pengurus bisa lebih meningkat dengan adanya pengingatan hari ulang tahun dan pendekatan-pendekatan antar masing-masing anggota. Sehingga tantangan profesi kedepan bisa diperjuangkan secara bersama-sama dalam ikatan kekeluargaan.
Viva Vets!

Sabtu, 28 April 2012

Perjalanan ke Seminar Nasional Zoonosis




        Berita akan diadakannya Pusat Kajian Pengendalian Zoonosis Nasional IPB yang terus masif tersebar di sekitar kampus membuat PC IMAKAHI IPB penasaran ingin mengetahui lebih lanjut kabar tersebut. Rasa penasaran ini semakin masif dengan adanya selebaran-selebaran tentang seminar nasional zoonosis yang di dalamnya digelar lauching zoonosis center yang  bukan hanya beredar disekitar FKH saja tetapi di semua kampus IPB bahkan ramai di dunia maya. Untuk menghilangkan rasa penasaran itu maka PC IMAKAHI IPB mengambil inisiatif untuk melakukan audiensi dengan ketua panitia seminar nasional zoonosis yaitu Dr. drh. Heru Setijanto dua hari sebelum pelaksanaan seminar nasional zoonosis. Pada kesempatan ini PC IMAKAHI IPB diwakili ketua Didi Riyanto dan Kepala Divisi Zoolipmask Alifiana Fitrianingrum. Dalam audiensi tersebut Dr. Heru menyampaikan bahwa pengadaan pusat kajian pengendalian zoonosis nasional karena melihat peluang yang ada pada Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 30 Tahun 2011 tentang Pengendalian Zoonosis yang dijelaskan juga kontribusi dari perguruan tinggi dalam penanggulangan zoonosis.

        Selain itu menurut beliau IPB juga merupakan institusi yang berkompeten hal ini dengan didukung dengan disiplin ilmu yang ada di IPB. Seperti kedokteran hewan, peternakan, sosio-ekonomi, konservasi satwa liar, teknoligi pertanian, ekologi manusia dan perikanan yang merupakan bidang-bidang sangat erat berkaitan dengan zoonosis. Dr. Heru juga menyampaikan peranan mahasiswa diperlukan pada penanggulangan zoonosis, dan beliau berharap agar mahasiswa pun mulai merapatkan barisan untuk memulai berdiskusi dalam penanganan zoonosis. Tentunya hal ini haruslah dilakukan oleh mahasiswa dengan lintas disiplin karena zoonosis tidak bisa ditangani dengan satu disiplin ilmu saja. Beliau juga berharap dari IMAKAHI memulai sebagai pionir dalam melakukan diskusi-diskusi zoonosis dengan mahasiswa lintas disiplin.

      Kamis 19 April 2012 bertempat di IPB ICC (IPB International Convention Center) PC IMAKAHI IPB menghadiri Seminar Nasional Zoonosis. Seminar ini bertema “Sinergisme Antara Institusi Perguruan Tinggi, Pemerintah, dan Pemangku Kepentingan dalam Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis untuk Mewujudkan Indonesia Sehat”. Seminar ini juga sekaligus sebagai launching National Zoonoses Center, yang merupakan usulan dari FKH IPB kepada IPB sebagai institusi yang memiliki kompetensi utama di bidang pertanian yang berperan penting di dalam penelitian, pendidikan, dan pengabdian masyarakat dalam rangka pencegahan, pengendalian dan pemberantasan zoonosis.

     Seminar ini dihadiri oleh berbagai pembicara seperti Prof. Dr. H. Kida (Hokkaido University, Jepang), Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Deputi Meneg PPN/Kepala Bappenas Bidang Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan, Dirjen Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri, FAO Indonesia, WHO Country Office, Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, Prof. Dr. drh. I Wayan T. Wibawan, MS, dan Prof. Dr. Ani Mardiastuti, M.Sc. Acara ini juga diisi sambutan dari Dr Emil Agustiono Mkes (epid) Deputi III Menko Kesra. Beliau menyampaikan akan pentingnya penanganan zoonosis terpadu yang terangkum dalam One Health. Beliau juga menyampaikan akan terus memperjuangkan pemenuhan-pemenuhan dokter hewan dalam kepemerintahan sesuai dengan kebutuhan dan tindakan-tindakan cepat atas suatu wabah zoonosis.
     
     Terbentuknya pusat kajian pengendaliaan zoonosis nasional IPB diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam penanganan kasus-kasus zoonosis yang masih belum terselesaikan di negeri tercinta. Tentunya dengan selalu berkoordinasi dengan Komisi Nasional Zoonosis, dengan dukungan berbagai pihak dan stakeholder. Peranan mahasiswa juga sangat diharapkan dalam menyumbangkan pemikiran dan tenaga dalam bersama-sama memecahkan dan menanggulangi kasus-kasus zoonosis.
Semoga Indonesia bisa terbebas dari Zoonosis.
Viva Vets!

Minggu, 05 Februari 2012

TAHUN BARU SEBAGAI AJANG PERBAIKAN KESEJAHTERAAN HEWAN

Tahun baru sudah berganti, tabuhan gendang dan tiupan trompet pun mengiringi jalannya pergantian tahun baru. Sebuah awal dari perjalanan kehidupan yang menginjak ke lembara baru di tahun 2012. Banyak evaluasi yang harus kita jadi kan interopeksi untuk melanjutkan roda kehidupan yang lebih baik. Sama halnya dengan permasalahan-permasalahan yang ada baik peternakan maupun kesehatan hewan. Banyak permasalahan-permasalahan di tahun 2011 yang menjadi evaluasi bersama terutama masalah kesejahteraan hewan. Sehingga sudah sepatutnya di tahun baru ini diharapkan bisa memulai membenahi permasalahan-permasalahan yang ada di tahun silam.
Tahun 2011 masif terdengar isu kesejahteraan hewan yang menyebar luas. Bukan hanya dilingkup nasional saja tetapi juga menyebar dalam tataran Internasional. Salah satunya adalah kejadian pemutaran video pemotongan sapi di beberapa RPH (Rumah Potong Hewan) Indonesia yang ditayangkan melalui televisi ABC Four Corners tanggal 30 Mei 2011. Pada penayangan tersebut digambarkan tindakan-tindakan pada hewan potong yang tidak sesuai dengan Animal Welfare. Kasus ini pun lantas menjadi pukulan berat untuk negara Indonesia dihadapan masyarakat dunia tentang kesejahteraan hewan.
Tahun 2012 harus kita jadikan tahun perbaikan dalam penyelesaian permasalahan setahun silam. Terutama masalah kesejahteraan hewan yang ternyata tidak sebatas hanya terlihat pada kasus-kasus yang mencuat di media pada tahun lalu saja. Dalam masyarakat kejadian kesejahteraan hewan seakan menjadi sebuah irisan yang dilematis. Kesejahteraan hewan diiriskan dengan kebudayaan yang ada yang seolah-olah tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Seperti pada ajang karapan sapi dan adu domba. Disisi lain banyak tren-tren baru bermunculan yang tidak sesuai dengan kesejahteraan hewan. Seperti yang disampaikan oleh BAWA (Bali Animal Welfare Association) pada diskusi kesejahteraan hewan yang diselenggarakan CIVAS. BAWA menyampaikan sekarang sudah mulai tren ajang adu anjing. Bahkan dalam adu anjing ini tidak sedikit anjing-anjing yang mati akibat perkelahian yang berlangsung. Sungguh sebuah drama kehidupan yang miris untuk disaksikan. Dimana masyarakat masih belum menyadari tentang keberadaan hewan yang mempunyai status kejiwaan (psikologis). Hewan bisa merasa takut, hewan bisa merasakan sakit dan hewan pun bisa meneteskan air mata seperti halnya manusia. Mungkin inilah yang harus mulai diperkuat dalam masyarakat tentang arti sebuah hewan sebagai salah satu pendamping manusia di dunia ini. Berangkat dari sinilah kiranya bisa dijadikan sebagai sebuah perbaikan di tahun baru 2012.

Memperkuat Inovasi
Permasalahan kesejahteraan hewan dalam kasus budaya seperti karapan sapi dan adu domba memang susah dalam mencari titik temu. Pada perlombaan karapan sapi misalnya dilakukan tindakan pemukulan pada sapi saat berlomba. Tindakan ini dilakukan karena sapi yang tidak disakiti maka larinya tidak akan kencang. Hal inilah kalau dipandang dari segi kesejahteraan hewan sangat tidak bagus. Pada permasalahan yang sulit ini ternyata ada sebuah solusi yang bisa diambil yaitu dalam paparan yang disampaikan Dr. drh. H. Ahmad Arif Amin dalam stadium general yang diadakan oleh Himpro Ruminansia IPB dengan tema “Mengenal Lebih Dekat Budaya Karapan Sapi”. Dr. drh. H. Ahmad Arif Amin menyampaikan bahwa ternyata untuk membuat sapi berlari kencang bisa juga dengan menstimulus testis sapi. Sehingga kiranya bisa juga diaplikasikan dalam menangani kasus yang lain dangan kunci memperkuat inovasi. Tentunya  dalam memperkuat inovasi ini harus juga didukung dengan penelitian secara ilmiah agar bisa dipertanggungjawabkan. Ketika dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan yang sulit kiranya inovasi-inovasi baru lah yang harus bisa kembangkan juga.

Sosialisasi yang Masif
Kesejahteraan hewan yang terjadi di negeri ini tidak terjadi karena faktor sengaja saja. Akan tetapi banyak juga masyarakat yang terjebak dalam perlakuan yang tidak sesuai kesejahteraan hewan karena ketidak tahuan mereka. Berangkat dari sinilah kiranya pemerintah, stekholder terkait, dan akademisi bisa mulai merapatkan barisan dalam melakukan sosialisasi secara gencar dan berkesinambungan. Ada dua sosialisasi yang kiranya bisa digunakan. Pertama dengan memasukan pemahaman kesejahtaraan hewan dalam ranah pendidikan (sd, smp, sma, dan perguruan tinggi). Hal ini dikarenakan pada penyampaian suatu pemahaman baru pada anak-anak lah yang akan mudah diterima. Intensitas penyampaian kesejahteraan hewan dalam dunia pendidikan yang terus berkesinambungan, juga lama-kelamaan akan terpatri dalam pemikiran anak-anak. Dan ini lah yang diharapkan, walaupun mempunyai jangka waktu yang panjang tetapi kita akan mempunyai investasi yang besar.  Kedua pemerintah bisa mengajak stekholder terkait dalam mempromosikan kesejahteraan hewan melalui media cetak dan elektronik. Karena media inilah yang banyak digunakan ditemui masyarakat dalam kesehariannya. Sehingga penggunaan media ini akan efektif untuk mensosialisasikan kesejahteraan hewan pada masyarakat.

Mempertegas Sanksi Hukum
Masih sangat awam kiranya ketika kita berbicara masalah hukum yang disandingkan dengan permasalahan hewan. Karena dalam benak masyarakat, hewan masih memiliki derajat yang rendah dalam setatus sosial mereka. Akan tetapi hal ini kiranya diperlukan dalam mempertegas pelaksanaan kesejahteraan hewan yang ada di negara kita. Dalam pelaksanaan kesejahteraan hewan akan susah kita laksanakan ketika tidak ada ketegasan hukum yang mendukung. Misalnya dalam pemotongan hewan masih ada masyarakat yang sudah tahu tentang kesejahteraan hewan tetapi dalam pelaksanaannya mereka tetap tidak menghiraukan. Disinilah sekiranya dibutuhkan sebuah ketegasan hukum agar masyarakat bisa benar-benar melaksanakan kesejahteraan hewan dengan baik. Seperti halnya mencuri walaupun orang-orang tahu bahwa mencuri itu sesuatu perbuatan tercela dan akan mendapatkan dosa tetapi tidak sedikit yang terus melakukan pencurian. Sehingga keberadaan hukum tentang para pelaku pencuri diperlukan agar pera pencuri menjadi jera. Hal ini lah yang diharapkan dengan adanya penegasan hukum terkait kesejahteraan hewan.
Mudah-mudahan di tahun yang baru ini bisa dijadikan ajang perbaikan kesejahteraan hewan bersama. Sehingga masyarakat bisa mengetahui kesejahteraan hewan secara keseluruhan dan tindakan-tindakan yang bersebrangan dengan kesejahteraan hewan pun bisa terkurangi. Tentunya dengan merapatkan koordinasi dan pergerakan dari pemerintah, stakeholder terkait, akademisi, dan masyarakat.

Oleh: Didi Riyanto*
*Ketua IMAKAHI Cabang IPB 2012

Mahasiswa Program Pendidikan S1 FKH IPB’ 09

Sumber: Majalah Infovet edisi 210-Januari 2012